Kamis, 18 November 2010

Budidaya Kuda Laut Diminati Pasar Ekspor


Bandar Lampung – Produk komoditas kuda laut Indonesia banyak diminati di pasar ekspor sebagai bahan baku industri obat-obatan dan ikan hias. Sayangnya budidaya kuda laut Indonesia masih minim peminat.

Koordinator Perbenihan Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung Silvester Basi Dhoe mengatakan, minimnya peminat pembudidayaan kuda laut di Indonesia karena kuda laut di Indonesia lebih didominasi dari hasil tangkap terutama di kawasan Timur Indonesia sebagai hasil sampingan nelayan yang dijual ke pengumpul.

“Swasta sebenarnya banyak yang berminat, tapi belum ada yang jalan,” ujarnya di Bandar Lampung, Lampung, Selasa (5/10/2010).

Ia menjelaskan, pihaknya sebagai balai besar hanya menyiapkan teknologi terapan yang bisa dipakai oleh masyarakat untuk budidaya kuda laut. Beberapa alasan budidaya laut tak diminati antaralain produktivitasnya yang minim (300-400 benih setiap satu siklus) dan membutuhkan penanganan khusus dalam mengembangkan jenis ikan ini terutama soal pakan.

“Yang unik dari kuda laut, jantan lah mengandung benih. Kuda laut juga siklusnya pendek, cepat mati. Paling-paling 3-4 kali produksi umurnya setahun-dua tahun,” jelasnya.

Di dalam negeri saja kuda laut banyak diminati sebagai bahan baku industri jamu yang berkhasiat untuk vitalitas tubuh. Sayangnya permintaan industri jamu tak banyak bisa dipenuhi dari para pembudidaya maupun balai besar Lampung.

“Mereka minta kuota yang besar kita belum bisa sanggup, pabrik jamu itu sekali minta 100 Kg,” katanya.

Ia menuturkan, kuda laut sebenarnya komoditas yang menguntungkan di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Produk kuda laut Indonesia sudah diekspor ke banyak negara seperti Singapura, Hong Kong, Taiwan, Amerika Serikat, China dan Eropa sebagai ikan hias maupun bahan baku obat.

Sementara itu Perekayasa Kuda Laut Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung Ali Hafiz menjelaskan secara ekonomi kuda laut sangat menggiurkan, harga satu ekor kuda laut dengan panjang 10-15 cm bisa dihargai Rp 25.000-50.000.

“Biasanya kita jual di Jakarta dan Bandung,” katanya.

Hafiz menuturkan, masa dewasa kuda laut untuk bisa berproduksi dimulai sejak 4-8 bulan. Umumnya proses produksi dengan hasil maksimal bisa dilakukan setelah umur 8 bulan.

“Di balai besar ini kita budidayakan ada empat jenis yaitu kuda laut karang, rumput, pasir danready dari Brazil,” katanya.[]Sumber DetikFinance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar